Guru Besar STEI Ditunjuk Menjadi Komisaris PT KAI

JawaPos.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menunjuk guru besar STEI-ITB, Suhono Harso Supangkat, sebagai Komisaris KAI. Selain itu, Suhono juga ditunjuk sebagai pelaksana tugas Komisaris Utama KAI.

Penyerahan Salinan Keputusan Menteri BUMN dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Ahmad Bambang di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada Selasa (27/3/2018).

Acara ini dihadiri oleh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi KAI serta pejabat dan pegawai Kementerian BUMN. Dalam sambutannya, Ahmad Bambang mengungkap peran kemajuan teknologi terhadap perubahan perilaku konsumen. Kemajuan teknologi menuntut transportasi berintegrasi dengan sektor hunian.

BUMN harus mampu mendeklarasikan green, renewable energy dan smart city. “Melalui pengangkatan Komisaris Utama ini diharapkan kerja sama Direksi dan Dewan Komisaris semakin solid untuk mendukung kemajuan dan ekspansi KAI,” ujar Ahmad Bambang dalam keterangan resmi yang diterima Jawapos.com, di Jakarta, Selasa (27/3).

Suhono adalah Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB). Beliau adalah pencetus ide smart city pendukung pembangunan berkelanjutan, dan memfokuskan penelitiannya dalam bidang Smart City.

Smart City adalah konsep menyajikan informasi keadaan suatu kota secara komprehensif dan real time. Informasi tersebut selanjutnya dapat diakses melalui controlling room. Konsep ini bertujuan supaya pemerintah kota dapat mendapatkan informasi secara langsung. Tidak dari “pembisik”, dan dapat mengakses informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat.

Pengamatan di lapangan bisa dilakukan menggunakan sistem sensor yang pasang di berbagai tempat. Sistem informasi ini diharapkan dapat mendukung pembangunan yang transparan dan berkelanjutan.

Transparansi data minim manipulasi dapat disokong. Dengan sistem data bisa dikelola secara baik. Walikota bersama ajarannya pun dapat memiliki data yang lengkap baik tentang kondisi masa lalu dan kini. Bermanfaat untuk memprediksi kondisi masa depan. Inilah konsep yang mendukung pembangunan Indonesia berkelanjutan, serta lebih baik.

(uji/JPC), sumber Jawa Pos