Autogrow, Alat Pengatur Iklim untuk Bantu Petani
BANDUNG, LK – Sudah menjadi hal yang umum diketahui, bahwa sebuah tanaman tumbuh dengan bantuan sinar matahari secara langsung maupun tidak langsung. Namun, apa jadinya jika ada alat yang bisa membantu tanaman tumbuh dengan subur, tanpa harus mendapatkan sinar matahari, dan iklim lingkungan tempat tanaman tumbuh bisa diatur sedemikian rupa?
Di masa mendatang populasi manusia dan produksi tanaman memiliki jumlah produksi yang jauh berbeda. Karena populasi manusia kebanyakan berada di perkotaan, maka diperlukan sebuah adaptasi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam konsumsi sumber makanan, khususnya mengingat lahan tanam di perkotaan semakin sempit dan sulit menemukan area tanah untuk menanam.
Mahasiswa program studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil membuat alat tersebut. Bahkan alat yang dinamai Autogrow ini, bisa membuat tanaman tumbuh subur dengan pengaturan suhu, kelembapan, iklim cuaca, serta cahaya secara otomatis. Alat ini memungkinkan tanaman tumbuh dalam sebuah ruangan tertutup, di atas lahan yang sempit.
“Keunggulan dari alat ini adalah bisa diimplementasikan di lahan yang sempit, karena metode penanamannya memakai metode hidroponik, yang artinya media tanamnya bisa berbentuk vertikal atau pun horizontal. Selain itu, dengan alat ini kita tidak perlu lagi bergantung pada matahari, karena untuk setting cahaya, kita menggunakan lampu LED. Untuk suhu iklim di dalam alat pun kita atur dengan memakai alat pemanas dan pendingin. Alat ini khusus dipakai jika kita ingin menanam tanaman di dalam ruangan,” jelas Giovani Guliano, salah seorang pembuat alat Autogrow.
Salah satu cara pengujian apakah alat ini berhasil atau tidak, yaitu dengan membandingkan hasil amatan tanaman yang ditanam dalam Autogrow dengan database pertumbuhan tanaman tertentu, yang diiliki oleh mahasiswa program studi Biologi. Menurut Giovani, untuk simulasi timnya memakai tanaman Selada Hijau. Selama kurang lebih 5 bulan, timnya mengamati pertumbuhan Selada Hijau dengan hasil database pertumbuhan yang umumnya ditanam di media tanah biasa.
Ia dan dua rekannya, Noor Azizah dan Pranata C. Sitepu, telah 5 kali melakukan uji coba penanaman. Dari uji coba tersebut didapatkan hasil bahwa Selada Hijau yang ditanam dengan Autogrow memiliki lebar daun sebesar 5 cm di minggu pertama. Padahal jika ditanam biasa, di minggu yang sama biasanya lebar daun hanya 4 cm. Parameter lebar daun ini dipakai karena bisa dijadikan tolak ukur masa panen tanaman.
Untuk sistem kerjanya, alat Autogrow disambungkan ke perangkat laptop/komputer melalui IoT (Internet of Things) dengan software khusus. Pada software tersebut, bisa diatur beberapa parameter untuk mendukung pertumbuhan tanaman seperti cahaya, suhu, kelembapan, pH, dan sebagainya. Karena alat ini sistemnya disambungkan dengan IoT maka pengendalian dan setting parameternya bisa dilakukan dari jarak jauh.
“Nanti di dalam alat Autogrow terdapat sensor yang bisa memotret lebar daun tanaman. Lebar daun tersebut akan dibaca oleh software sehingga bisa diketahui masa tanamnya apakah sudah memasuki panen atau belum,” pungkasnya.
Tim pembuat Autogrow sendiri terdiri atas Pranara P. Christian Sitepu (EL’13), Noor Azizah (EL’13), dan Giovanni Guliano (EL’13). Tim ini dibimbing oleh Ary Setijadi P dan Reza Darmakusuma dari Program Studi Teknik Elektro dan Iriawati dari Program Studi Biologi. Pencetus produk autogrow sendiri adalah Ary Setijadi beserta dengan mahasiswa.
No Comments