Enter your keyword

Berkenalan Dengan Fransiska Hadiwidjana, Pendiri Startup Prelo Indonesia

Berkenalan Dengan Fransiska Hadiwidjana, Pendiri Startup Prelo Indonesia

Mungkin belum banyak yang pernah mendengar nama Fransiska Hadiwidjana. Namun, sudah banyak orang yang akrab dengan Prelo, situs dan aplikasi yang dirintisnya.

Prelo, seperti kebanyakan perusahaan berbasis teknologi informasi yang sekarang sedang berkembang di Indonesia, adalah perusahaan start-up yang melayani jual-beli barang. Namun, yang membedakan dari para pesaingnya, Prelo memfokuskan pada jual-beli barang bekas bermerek. Mayoritas barang yang dijual berupa barang fashion dan kosmetika, dan kini juga sudah merambah ke barang lain, seperti gadget dan buku. Selain itu, Prelo juga menyediakan jasa titip dan sewa.

Prelo menggunakan sistem rekening bersama sehingga dijamin terpercaya untuk melakukan transaksi jual beli. Perusahaan ini didirikan dengan semangat ramah lingkungan, yang bertujuan mengoptimalkan barang bekas agar tidak terbuang begitu saja. Sebelum menjadi Prelo, embrio perusahaan ini adalah Kleora, startup e-commerce khusus perempuan. Prelo merupakan rebranding dari Kleora yang bertujuan untuk menjaring demografi lebih luas, dan ini terbukti dengan berkembangnya Prelo.

Fransiska yang merupakan alumni Informatika ’08 juga masuk ke dalam daftar 10 Pengusaha Wanita Paling Inspiratif di Bidang Teknologi Dari SEA versi Forbes. Prestasinya tidak hanya itu. Fransiska sempat mengikuti program tahunan Singularity University Graduate Studies Program 2012 (GSP 12), yaitu insititut pendidikan interdisipliner yang berlokasi di NASA AMes Research Park dengan bekerja bersama Google, Nokia, Autodesk, dan lainnya.

Berada di dunia teknologi informasi yang identik dengan banyaknya laki-laki tidak membuatnya gentar. “Ketika saya masuk jurusan teknologi informatika ITB, hanya ada 20 persen perempuan dalam satu kelas. Memang sedikit jumlah perempuan tapi untuk menghapus stigma ini, kita harus percaya dengan apa yang kita bisa,” Fransiska mengingatkan.

“Saya selalu berfokus di software atau perangkat lunak. Memanfaatkan pengembangan perangkat lunak agar menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat itu selalu menjadi cita-cita saya,” jelasnya.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.