Mengenal Prof. Trio Adiono, Inisiator Industri Design House Pertama di Nusantara
Indonesia yang selama ini hanya berperan sebagai “tukang jahit” dalam dunia mikroelektronika, akhirnya dapat menjadi desainer sendiri. Keinginan kuat untuk mengembangkan produk teknologi tinggi akhirnya dapat terealisasi.
Seperti industri yang dikembangkan oleh Prof. Trio Adiono, membuat Indonesia mampu mendesain chip di dalam negeri. Perusahaan yang bernama PT. Xirka Silicon Technology merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perancangan chipset semiconductor. Perusahaan ini merupakan industri design house chip pertama di Indonesia.
Industri design house adalah industri yang fokus mendesain komponen elektronika. Sehingga, dapat dikatakan sebagai pemilik produk.
Beberapa produk yang telah dihasilkan yakni 4G/WiMax, smart card, dan chip IoT. Produk smart card yang dikembangkan telah digunakan di beberapa universitas seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Hassanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Telkom dan Universitas Riau.
“Dimulai sejak 1994 di Institut Teknologi Bandung (ITB), penelitian tugas akhir serta tesis yang saya kerjakan mengusung topik desain chip dan prosesor,” kata Prof. Trio.
Memang, industri elektronika merupakan salah satu sektor industri dengan nilai ekspor terbesar. Di negara maju, kontribusi sektor industri elektronika pada GDP sangat signifikan. Namun demikian, Indonesia belum mandiri dalam komponen elektronika.
Padahal, expert elektronika di Indonesia telah banyak belajar untuk mendesain, namun dalam skala industri, di Indonesia masih minim. Hal inilah yang mendorong Prof. Trio untuk mengembangkan industri design house pertama di Indonesia.
Berawal dari Tugas Akhir
Melalui penelitian tugas akhir itu, ia selanjutnya mendalami mikroelektronika lebih lanjut di Tokyo Institute of Technology pada jenjang S3. Setelah menyelesaikan program doktor dan post-doctoral, ia bekerja di perusahaan design house chip di Jepang.
“Waktu kecil, bagi saya elektro itu sesuatu yang canggih dan menarik. Karena bisa mengubah sesuatu yang tidak bergerak menjadi bergerak, sesuatu yang tidak terkontrol menjadi dapat dikontrol,” ungkap Prof. Trio.
Berbekal pengalaman yang telah ditekuni, ia pun memutuskan kembali ke Indonesia untuk merealisasikan keinginan membangun industri elektronika di Indonesia.
Perkembangan industri design house chip pertama bukan tanpa tantangan. Menurut Prof. Trio, kesulitan utama dalam membangun industri design house chip adalah pemasaran. Fakta yang dihadapi, produk-produk Indonesia yang dijual dalam negeri justru mengalami kesulitan dalam penjualan.
“Tantangan dalam industri hi-tech di Indonesia, apabila tidak ada campur tangan regulator maka akan cukup sulit. Hal ini dikarenakan kita head-to-head dengan perusahaan-perusahaan besar skala internasional. Mereka memiliki efisiensi kerja besar, sehingga bisa menjual dengan harga lebih murah, hal ini yang menjadi tantangan bagi kita,” ungkap Prof. Trio.
Dari hal teknis, human resource dari Indonesia masih perlu ditingkatkan dari segi kualitas dan kuantitas. Jumlah talent di bidang ini masih minim dan belum mencapai critical mass.
Ia pun berharap, semoga ada produk yang telah diterima masyarakat Indonesia, menjadi booming, banyak bermanfaat dan digunakan masyarakat karena kebutuhan. Sehingga, dapat menarik industri-industri lainnya agar dapat berkembang di Indonesia. Ia juga berpesan secara khusus kepada para mahasiswa.
“Buatlah sesuatu sampai akhir, hingga selesai sempurna. Karena insyaaAllah apa yang kita kerjakan akan bermanfaat. Bukan hanya fokus, harus istiqomah,” tandasnya. (*)
disadur dari siedoo.
No Comments