Nixie, Peri Air Selamatkan Dehidrasi Bayi
BANDUNG, LK- Dehidrasi adalah permasalahan yang seringkali dialami manusia baik dewasa maupun anak-anak. Berbeda dengan manusia dewasa yang dapat mengambil tindakan cepat saat mengalami gejalanya, bayi dan balita masih memerlukan pertolongan orang dewasa untuk menanganinya. Sedangkan, terkadang orang dewasa yang mendampingi bayi tersebut pun tidak menyadari bahwa sang bayi mengalami dehidrasi.
Melihat fenomena tersebut, tiga mahasiswa ITB ciptakan alat pendeteksi dehidrasi pada bayi bernama Nixie, yang berarti peri air. Mereka adalah Andre Subagja Manurung (Teknik Tenaga Listrik 2018), Fathiya Rahma (Teknik Biomedis 2016), dan Novianti Rossalina (Desain Produk 2015). Mereka berhasil meraih dua medali setara emas untuk poster dan presentasi dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32 Tahun 2019 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) di Universitas Udayana, Bali, 27-30 Agustus lalu.
Gejala dehidrasi khususnya dehidrasi ringan hanya dapat dikenali oleh dokter, maka terciptalah Nixie. Alat ini diciptakan untuk memantau kadar cairan dalam tubuh bayi secara real time sehingga dapat menjadi tindak antisipasi bahaya dehidrasi. Sebab, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional, diare dengan dehidrasi berat merupakan penyebab 1 dari 3 kematian bayi dan balita di Indonesia.
Saat ini memang sudah banyak alat pendeteksi dehidrasi yang beredar di pasaran. Namun, alat-alat tersebut dinilai hanya berlaku bagi manusia dewasa karena parameter kadar air hanya dilihat dari elastisitas kulit. Sedangkan hal tersebut tidak cukup akurat pada bayi.
Berbeda dengan alat pendeteksi dehidrasi yang sudah beredar di pasaran, Nixie tak hanya menunjukan kadar air dalam tubuh. “Alat yang sudah ada di pasaran itu kan menggunakan parameter tingkat elastisitas kulit yang terpengaruh keringat, sedangkan bayi kan tidak banyak berkeringat,” ujar Novi.
Untuk memperkuat hasil perhitungan kadar air pada bayi, maka disertakan sensor detak jantung dan suhu tubuh pada Nixie. Bukan hanya menampilkan persentase kadar air, alat ini juga dilengkapi konten edukasi seputar dehidrasi, seperti pengertian, jenis-jenisnya, gejala, serta prosedur penanganan dari dehidrasi yang dialami. Sehingga orangtua di rumah bisa memberikan penanganan secara langsung.
Tak cukup sampai di sana, Nixie pun dilengkapi dengan database kontak rumah sakit yang dapat disortir berdasarkan alamat tinggal. Dihubungkan dengan ponsel pintar, alat ini mengirimkan data tersebut ke ponsel untuk melakukan panggilan. Diharapkan dengan adanya fasilitas ini tidak ada lagi keterlambatan dalam menangani dehidrasi, khususnya pada bayi dan balita.
Novi menuturkan, ia dan tim berharap dapat menjalin kerjasama dengan lembaga kesehatan. “Kami ingin sekali melihat Nixie dapat membantu dan berguna bagi banyak orang,” pungkasnya.
No Comments