BANDUNG, itb.ac.id – Hampir semua perusahaan dewasa ini telah melibatkan perangkat lunak dan sistem-sistem yang telah terkomputerisasi untuk mengotomasi penyelesaian dari berbagai persoalan. Berbeda dengan konstruksi bangunan atau hal lain pada umumnya, sistem tersebut dibangun dengan algoritma pemrograman, basis data, dan rancangan yang bentuk nyatanya tidak tampak. Saat suatu perusahaan ingin memperlebar sayapnya dan mengembangkan diri, tentu sistem yang menyokongnya juga harus berkembang dan dipelihara. Untuk mencapai hal tersebut, pemrograman sistem ini harus dilakukan dari langkah satu ke langkah lainnya secara bertahap dan jelas. Salah satu dasar yang penting dalam membangun sistem adalah menulis kode sesuai dengan standar dan konvensi yang berlaku. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Program Studi Teknik Informatika mengundang GDP Labs untuk menyelenggarakan kuliah bertajuk “Clean Code” pada Jumat (24/03/17) pukul 14.00-16.00 di ruang 9009 LFM, Institut Teknologi Bandung.
Sekilas Tentang Clean Code
Clean Code merupakan tata cara yang sudah diakui dalam koding, baik itu dalam penulisan variabel, metode, dan kelas, maupun hingga penanganan kesalahan. Walau terdengar tidak terlalu penting, penulisan kode yang buruk telah terbukti dapat menghancurkan proyek-proyek dan perusahaan.
Hukum LeBlanc menyatakan bahwa “late equals never”, yaitu penataan ulang bad code yang terlambat tidak akan pernah terwujud. Hal ini mengakibatkan kekacauan dalam kode dan mempersulit penambahan fitur dalam sistem. Perusahaan akan menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menunjang pemeliharaan kode dan dapat berakhir pada kebangkrutan. Dengan menerapkan Clean Code sejak dini, perusahaan dapat lebih fokus dalam penambahan fitur-fitur baru dan pembaruan sistem untuk mengembangkan diri, bukannya pemeliharaan kode-kode lama.
Penamaan variabel, fungsi, dan kelas
Nama yang digunakan pada variabel seharusnya mencerminkan apa yang dilakukan kode tersebut, kenapa kode itu dibuat, dan bagaimana cara kerjanya. Penamaan yang baik dan unik juga mengungkapkan intensi dari pemrogram yang menulis kode tersebut dan memudahkan pencarian variabel dalam suatu program sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang melanjutkan pengembangan program atau sistem tersebut. GDP Labs juga menekankan bahwa setiap fungsi harus kecil dan melaksanakan hanya satu tujuan, yaitu melakukan sesuatu atau memberikan jawaban atas suatu permasalahan, tetapi tidak keduanya sekaligus.
Selain itu, GDP Labs juga menghimbau untuk menghindari penggunaan parameter yang berlebihan pada fungsi. Pada pemrograman berorientasi objek, kelas digunakan untuk menyediakan atribut dan implementasi perilaku dari suatu objek. Dalam penulisan kode yang bersih, pemrogram juga harus memperhatikan urutan deklarasi dari suatu kelas. GDP Labs juga mengingatkan bahwa setiap kelas harus kecil, hanya mempunyai satu tanggung jawab, dan setiap metode yang ada di dalamnya memiliki keterkaitan (kohesi) tinggi satu sama lain.
Pemberian Komentar, Formatting, dan Lainnya
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga dalam penulisan kode, salah satunya adalah pemberian komentar. Komentar adalah bagian dari program yang tidak dieksekusi, karena fungsi dari komentar adalah menjelaskan kode agar pemrogram yang membaca kode tersebut mengerti. Penjelasan terbaik yang dapat diberikan dari sebuah blok kode seharusnya adalah kode sendiri. Clean Code mengajarkan bagaimana caranya meningkatkan penulisan kode menjadi mudah dibaca, sehingga pemberian komentar tidak lagi diperlukan. Komentar seharusnya bersifat informatif, memberikan penjelasan mengenai maksud dari pemrogram, dan mengingatkan pemrogram akan konsekuensi dari pemakaian blok kode tersebut.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah formatting, yaitu bagaimana peletakkan fungsi, kelas, dan variabel yang sesuai standar, juga indentasi dan alignment yang baik. GDP Labs juga membahas secara sekilas bagaimana cara penanganan kesalahan yang baik dan kenapa pembuatan ulang sebuah kode diperlukan.
No Comments