Penggunaan Gelombang Otak Untuk Teknologi Kesehatan
Brain Computing : penggunaan gelombang otak untuk teknologi kesehatan. Kemajuan teknologi di Indonesia dinilai berkembang dengan sangat cepat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi berbasis teknologi yang diciptakan langsung oleh orang Indonesia. Berdasarkan pemaparan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia telah berhasil menempati peringkat ke-46 dalam kemajuan teknologinya pada tahun 2012. Penilaian ini didasarkan kepada berbagai inovasi, dan sistem teknologi yang telah diterapkan di Indonesia. Saat ini, teknologi telah berhasil menguasai berbagai bidang, seperti bidang komunikasi, bidang pendidikan, dan bahkan bidang kesehatan.
Beranjak dari penerapan teknologi di bidang kesehatan, tiga mahasiswa Teknik Elektro ITB mendesain sebuah alat yang dapat mengirimkan sinyal otak untuk menggerakan sebuah robot tangan. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ausi Hernanto (Teknik Elektro 2009), Muhammad Husni (Teknik Elektro 2009), dan Makmur Koko (Teknik Elektro 2009). Alat ini dirancang untuk membantu penderita penyakit stroke yang tidak mampu menggerakkan jaringan tubuhnya. Melalui penelitian tugas akhir yang diberi judul ‘Brain Computer Interface sebagai Pengendali Robot Tangan’, tim ini mencoba merancang alat tersebut secara sederhana sehingga dapat digunakan oleh penderita.
Teknologi Brain Computer Interface
Sistem Brain Computer Interface (BCI) adalah sistem yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sinyal yang dibangkitkan oleh otak untuk mengirim perintah ke komputer atau mesin. Tujuan sistem ini adalah untuk membantu manusia yang memiliki kelainan fisiologi atau cacat fisik yang berhubungan dengan sistem saraf motorik. Dengan kata lain, teknologi BCI merupakan teknik pengendalian suatu perangkat dengan menggunakan pikiran.
Pada awal pendesainan BCI, sistem ini diharapkan dapat digunakan untuk sarana komunikasi bagi penderita lumpuh total, untuk rehabilitasi, dan bisa juga dimanfaatkan untuk teknik kendali dalam game komputer. Sebuah sistem BCI terdiri dari pengukuran sinyal otak, dan kemudian dilakukan sistem pengolahan sinyal otak tersebut untuk mendeteksi pola-pola unik yang akan diterjemahkan menjadi perintah, seperti pola otak saat rileks. “Dalam penggunaan sistem BCI, kami menggunakan aplikasi BCI2000 yang kerap digunakan untuk penelitian yang berhubungan dengan gelombang otak,” tutur Ausi.
Perancangan Robot Tangan
Ketiga mahasiswa yang akan diwisuda pada bulan Juli 2014 mendatang merancang sebuah robot berbentuk tangan yang dihubungkan dengan alat pengirim sinyal gelombang otak. Alat ini berbentuk seperti tangan manusia yang dapat bergerak dengan bantuan aplikasi BCI2000, tentu saja dengan pikiran penggunanya. Pembentukan robot tangan sederhana ini ditujukan untuk penderita penyakit stroke agar tetap dapat beraktivitas. Dalam penjelasannya, Ausi menambahkan bahwa robot tangan ini mampu bergerak seperti genggaman, menapak, dan menunjuk layaknya tangan manusia.
Alat ini telah diujikan pada acara Electrical Engineering Days (EE-days) yang diselenggarakan oleh Teknik Elektro ITB pada Selasa – Jumat (03-06/06/14) bertempatan di Aula Barat, ITB. Dalam acara tersebut, pengunjung berkesempatan untuk mencoba menggunakan robot tangan karya Ausi, Husni, dan Makmur tersebut dengan menggunakan gelombang pikiran mereka. “Ketika diujikan, beberapa pengunjung berhasil menggerakan alat tersebut. Hal ini dikarenakan tidak fokusnya otak ketika menggunakan alat, untuk meningkatkan kemampuan pengguna dalam mengoperasikan BCI, perlu juga diadakan pelatihan khusus,” tambah Ausi.
Penerapan BCI pada robot tangan ini masih dinilai sangat sederhana, karena belum bisa bergerak secara tanggap sebelum adanya pelatihan khusus. Ketiga peneliti tersebut berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut lagi agar penderita penyakit stroke dapat secara leluasa mengekspresikan dirinya layaknya manusia. “Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Teknik Elektro ini perlu diapresiasi, karena melalui hal seperti ini Indonesia dapat melahirkan inovasi, serta mampu mengembangkan teknologi di Indonesia,” tutur Arif Sasongko (Dosen Teknik Elektro ITB) selaku Ketua Panitia EE-days.
Sumber Gambar: itb.ac.id