Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2011
YOGYAKARTA — Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2011 yang digelar di Pantai Pandansimo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta diikuti 40 tim dari 36 perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini berlangsung dari 25 hingga 27 Juni 2011.
Komurindo yang digelar untuk keempat kalinya sejak 2008 ini diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Pemerintah Kabupaten Bantul serta Akademi Angkatan Udara. Komurindo tahun ini bertema Attitude Monitoring and Surveillance.
Kompetisi kali ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah uji fungsional dan integrasi muatan diselenggarakan hari Sabtu tanggal 25 Juni 2011. Sementara itu tahap kedua, uji terbang muatan pada berlangsung pada keesokan harinya. Presentasi data hasil ujian terbang di hadapan juru merupakan tahap tiga yang akan diselanggarakan Senin 27 Juni 2011. Dewan juri dalam kompetisi ini adalah Rika Andiarti dari LAPAN, Indrawanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Wahidin Wahab dari Universitas Indonesia (UI) dan Heru Santosa dari UGM.
Komurindo 2011 dibuka secara resmi oleh Dirjen Dikti Djoko Santoso. Dalam sambutannya Djoko menyatakan pengembangan teknologi merupakan salah satu kunci sebuah negara untuk menjadi negara maju dan disegani. Komurindo 2011 merupakan ajang yang tepat untuk mengasah kemampuan dan kreatifitas mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan teknologi muatan roket. Kemdiknas melalui Ditjen Dikti selalu mendukung penuh Komurindo dari tahun ke tahun dengan memberikan bantuan pendanaan bagi pengembangan muatan roket di kampus-kampus. Pembukaan Komurindo 2011 yang dihadiri juga oleh Bupati Bantul Suryawidati, Kepala Lapan Bambang Teja Sukmana, Wakil rektor UGM Toni Atyanto Dharoko serta Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dikti Suryo Hapsoro.
Koordinator kompetisi, Dr Agfianto Eko Putro menyatakan bahwa teknlogi kedirgantaraan khususnya roket memiliki nilai strategis baik dalam keadaan damai maupun untuk keperluan pertahanan. Negara manapun yang secara mandiri menguasai teknologi roket akan disegani oleh bangsa-bangsa di dunia. Dalam kompetisi ini, muatan roket (payload) yang diterbangkan akan mengirimkan data perilaku roket selama terbang. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini muatan roket dilengkapi dengan kamera.
Pantai Pandansimo dipadati masyarakat Bantul yang ingin melihat secara langsung kompetisi muatan roket antar mahasiswa ini. Cuaca yang cerah ikut mendukung peluncuran roket dari masing-masing tim. Tim Politeknik Elektro Negeri Surabaya kembali menjadi juara dalam Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2011 tingkat mahasiswa se-Indonesia. Secara lengkap, tim-tim yang meraih juara pada Komurindo 2011 ialah EEPISky G-02 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai juara 1, Eagle One dari Politeknik Negeri Bandung menjadi juara 2, dan juara 3, Starpens-01 dari PENS. Berikutnya, juara harapan 1 RTS-X2 dari Universitas Komputer Indonesia Bandung, juara harapan 2 tim Barelang Sky-01 dari Politeknik Negeri Batam, dan juara harapan ketiga diraih MDP Ring dari STMIK MDP Palembang. Tim Gama-Sat 1 UGM meraih juara kategori desain terbaik, Universitas Negeri Surabaya meraih juara untuk kategori terfavorit, dan Electron Legacy dari ITB meraih juara kategori kreativitas terbaik.
Dalam Komurindo kali ini, juara 1 memperoleh uang pembinaan 10 juta rupiah, sedangkan juara 2 dan 3 berturut-turut berhak atas uang pembinaan 8 juta dan 6 juta rupiah. Penghargaan kepada pemenang 1-3 diserahkan langsung oleh Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dikti Suryo Hapsoro Tri Utomo. Dalam sambutannya, Suryo berharap melalui Komurindo 2011 mahasiswa tidak hanya fokus terhadap roketnya saja, namun dapat belajar untuk merumuskan dan mencari solusi permasalahan yang dijumpai selama kompetisi untuk diterapkan ketika mereka terjun di masyarakat maupun dunia kerja.
Sumber Berita : DIKTI