Enter your keyword

3 Produk Inovasi Alat Kesehatan akan Siap Diproduksi

3 Produk Inovasi Alat Kesehatan akan Siap Diproduksi

Acara webinar yang diselenggarakan oleh KK Teknik Biomedika STEI ITB pada 21 Agustus 2021 menampilkan 3 buah inovasi produk alat kesehatan yang sudah dilakukan penelitian bertahun-tahun. Alat tersebut merupakan NIVA, Respinos, serta Diagnostik & ELISA.

Webinar diselenggarakan dengan tujuan untuk memperingati HUT RI Ke-76 dan memberitahukan inovasi-inovasi alat kesehatan yang sedang dan sudah dikerjakan di ITB untuk Indonesia.

“Bangsa Indonesia itu mampu untuk memberikan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Teknologi kesehatan sudah dan akan dibutuhkan sehingga membutuhkan development yang lebih jauh lagi, apalagi dengan adanya Covid-19 ini.” Ucap Prof. Tutun Juhana dalam sambutannya.

NIVA (Non Invasive Vascular Analyzer)

Bentuk dari alat NIVA

Alat ini diteliti dan dikembangkan oleh Biomedika ITB sejak tahun 2013 dan bekerja sama dengan mitra industri yaitu PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP) Tbk.

NIVA merupakan alat deteksi dini kelenturan pembuluh darah. Terciptanya alat ini karena di Indonesia penyakit kardiovaskular terutama jantung dan stroke merupakan penyakit memtikan nomor satu dan sering tidak ditemukan gejala sebelumnya. Harapannya dengan adanya alat ini dapat bisa mendeteksi dini dan ditangani lebih cepat.

Manfaat lain dari NIVA adalah untuk mengukur fungsi dan risiko vascular, berbasis photoplethysmography (PPG) dan sensor tekanan darah, solusi terintergrasi pengukur kesehatan pembuluh darah, mendeteksi dini potensi penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan pengetahuan dalam inovasi dan produksi perangkat medis di dalam negeri.

Tahap persiapan produksi sudah dilakukan dari mulai nomor induk berusaha untuk indsutri electromedical dan electroteraphy dan sertifikat produksi alat kesehatan sudah dimiliki. Infrastruktur produksi juga sudah dipersiapkan oleh PT. SCNP Tbk sesuai dengan aturan dari Kemkes. Saat ini sedang berjalan ISO 13485.

Rencana NIVA akan diperjualbelikan pada kuartal kedua tahun 2022 dengan harga yang kompetitif dan dapat dijangkau oleh puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lain sebagainya.

Respinos

Bentuk dari Respinos, alat monitoring isoman kontinyu

Respinos merupakan alat hasil kolaborasi antara Elektronika ITB, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran dan PT.Xirka

Alat ini tercipta karena adanya pandemi Covid-19 di Indonesia yang tinggi serta terbatasnya fasilitas serta tenaga kerja. Selain itu, isolasi mandiri dan pasien gejala ringan perlu pengawasan.

Respinos merupakan alat monitoring isoman kontinyu dan dapat dikontrol oleh dokter secara jarak jauh karena terintegrasi dengan sebuah aplikasi yang dapat diakses menggunakan gawai (Smartphone).

Perangkat dapat mengukur breath rate, waktu inspirasi, jeda inspirasi, waktu expilasi, volume oksigen dalam satu wakti, rasio inspirasi dan expirasi, detak jantung (BPM), serta suhu badan

Terdapat 2 mode utama yaitu mode monitoring respirasi dimana alat mengirimkan data SpO2, respiratory rate, dan temperature secara terus menerus, serta mode spirometer yang bekerja sebagai spirometer dengan petunjuk penggunaan melalui aplikasi. Terhubung dengan smartphone, wifi, dan Bluetooth. Semua parameter bisa diamati oleh dokter di website.

Diagnostik & ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)

Pemaparan mengenai Kit Diagnostik Hepatitis B Berbasis ELISA

Penelitian dari alat ini termasuk ke dalam bentuk kolaborasi antara Biomedika STEI ITB, SITH-ITB, dan PT. Elda Sarana Informatika. Alat ini berfungsi untuk deteksi Hepatitis B.

ELISA sendiri merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh SITH-ITB yang kemudian tercipta alat lain hasil dari perkembangan dari ELISA.

Keunggulan dari ELISA yakni tingkat spesifisitas dan sensitivitas tinggi yakni masing-masing 96,7% untuk spesifisitas diagnostik dan 95,0% sensitivitas diagnostik, dapat digunakan untuk deteksi dini, efektif untuk jumlah sample yang banyak, serta kedepannya dapat dikembangkan untuk infeksi dan penyakit lain seperti HIV, Dengue, Covid-19, doping, serta narkoba.

Kemudian diciptakan juga alat bernama ELISA Reader, suatu alat yang bisa membaca hasil reaksi antara reagen (kit diagnostik Hepatitis B) dengan sample pasien. Alat ini dikembangkan oleh Teknik Biomedika ITB dan PT. Elda Sarana Informatika.

ELISA Reader sudah mendapatkan sertifikasi ISO 13485 dan Uji Elektrik D4T dengan kategori A. Pendaftaran merk dengan nama ELISA Reader THEIA tipe L450. Izin edar dan produksi sudah didaftarkan sejak Juli 2021 namun belum keluar hingga saat ini dan masih dalam proses.

Rencara komersialisasi saat ini sedang dilakukan trial produksi dan quality control (QC) sebanyak 6 unit. Channel marketing yang digunakan adalah E-katalog dengan target marketing meliputi pendidikan, laboratorium kesehatan, dan rumah sakit.

Dengan adanya inovasi berbagai macam alat kesehatan dapat meningkat tingkat mutu kesehatan Indonesia dan dapat mengurangi alat-alat import dari luar negeri.