Enter your keyword

Prof. Reynaldo Zoro Ungkap Cara Petir Tropis Bisa Membakar Kilang Pertamina Balongan

Prof. Reynaldo Zoro Ungkap Cara Petir Tropis Bisa Membakar Kilang Pertamina Balongan

Ahli petir STEI ITB Reynaldo Zoro mengungkapkan bagaimana cara sambaran petir bisa membakar kilang milik Pertamina seperti di Balongan, Indramayu, akhir bulan Maret lalu.

Menurutnya kejadian serupa pernah terjadi di kilang lain, yaitu di Cilacap. “Ketika menyambar instalasi yang ada komponen bahan bakarnya, kebetulan ada oksigen, kalau ada api dari petir dia terbakar,” ujar guru besar pensiunan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.

Beliau yang sebelumnya aktif sebagai dosen dan peneliti dari kelompok keahlian Teknik Ketenagalistrikan itu meyakini kilang Balongan terbakar dan meledak setelah tersambar petir. Dia datang ke sana untuk mengumpulkan bukti-bukti itu di luar tim investigasi kebakaran.

Selain dari temuan di lapangan, asumsinya berdasarkan kejadian sebelumnya. “Kejadian petir menyambar kilang di Indonesia bukan satu dua, sejak 1995 kebakaran akibat petir di Cilacap itu hampir setiap tahun tangki terbakar,” katanya saat dihubungi Senin, 5 April 2021.

Selain itu menurutnya, kilang di Dumai sudah dua kali kebakaran gara-gara petir, di Balikpapan sekali, Sorong juga pernah. Sejauh ini, menurutnya, belum ada kemungkinan yang kuat selain petir. “Apa dilempar puntung rokok begitu, itu kan nggak mungkin,” ujarnya. Sementara keamanan di daerah perminyakan ketat sekali.

Adapun indikasi kebocoran tangki sebelum terbakar dan meledak menjadi faktor lain untuk diselidiki. “Itu satu sama lain menyambung, kenapa bocor, kenapa terbakar, itu yang kita urut, coba dievaluasi dan harus ada alasan ilmiahnya,” kata Reynaldo.

Menurutnya, kilang Pertamina telah memakai penangkal petir yang standar sesuai aturan internasional. Namun perangkat itu dinilai tidak cukup melindungi tangki-tangki yang tebalnya 4,8 milimeter, sebab standar penangkalnya mengacu pada petir-petir di negara subtropis. Sementara kondisi petir di Indonesia punya keunikan.

“Hampir di seluruh Indonesia, muatan petirnya besar, amplitudonya tinggi, gelombangnya curam, kemudian kemampuan merusaknya besar, itu namanya petir tropis,” ujarnya.

Petir tropis, menurutnya, telah diteliti sejak 1992. Normalnya arus listrik dari petir tropis itu dengan kemungkinan 50 persen sebesar 40 kiloampere, 100 kiloampere dengan kemungkinan muncul 20 persen, dan lebih jarang lagi atau 5 persen mencapai 200 kilo ampere. Arus maksimal petir tropis hingga 900 kilo ampere. “ Pernah tercatat tahun 1995 di daerah Cinere, Jakarta,” kata Reynaldo.

Menurutnya, perlu ada peningkatan keamanan tangki terhadap sambaran petir karena penangkal yang standar tidak cukup. Tujuan sederhananya supaya struktur tangki di kilang tidak dilewati arus petir.

ANWAR SISWADI, dikutip dari tekno.tempo.co