Enter your keyword

Kolonel Lek Dr. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari Raih Penghargaan Internasional

Kolonel Lek Dr. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari Raih Penghargaan Internasional

Kolonel Lek Dr. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari Raih Penghargaan Internasional

Kolonel Lek Dr. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari, S.T., M.T., Analis Kebijakan Rencana Kontinjensi Ekonomi, Kedeputian bidang Politik dan Strategi Setjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) berhasil meraih Best Paper Award pada forum Fourth International Conference on Advances in Computing, Electronics and Communication 2016 (ACEC 2016) yang diselenggarakan pada tanggal 15-16 Desember 2016 di Roma, Italia.

Pada konferensi internasional bersama (joint conference) yang dihadiri oleh para akademisi, peneliti, dan praktisi dari 44 negara di dunia itu Arwin menyampaikan makalah ilmiahnya berjudul “Information Fusion as Knowledge Extraction in an Information Processing System”.

Makalah ini merupakan salah satu hasil penelitiannya bersama Prof. Dr. Ir. Adang Suwandi Ahmad, DEA dari Cognitive Artificial Intelligence Research Group (CAIRG), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung.

Best Paper Award ACEC sendiri adalah penghargaan tertinggi tingkat dunia versi Institute of Research Engineers and Doctors (IRED) dari Amerika Serikat. Penghargaan ini diberikan kepada makalah ilmiah terbaik dalam keilmuan tingkat lanjut di bidang komputasi, elektronika dan komunikasi.

Dalam joint conference ini, komite penyunting IRED telah menerima lebih dari 459 makalah ilmiah dari 44 negara di dunia. Dari makalah itu, penyelenggara menerima 250 makalah ilmiah terbaik untuk dipresentasikan secara oral pada konferensi tersebut.

Dalam makalah ilmiahnya, Anwar menyampaikan konsep fusi informasi (information fusion). Ini adalah satu teknologi yang dapat mengemulasi cara manusia berpikir dan mengolah data yang dari kelima panca inderanya guna memperoleh informasi yang komprehensif.

Informasi tersebut diekstraksi menjadi pengetahuan baru yang disimpan di dalam otak manusia. Dengan kata lain terjadi “penumbuhan” pengetahuan dalam otak manusia, dari tidak ada menjadi ada. Pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan.

Pengolahan informasi sangat mudah dilakukan oleh manusia dan mekanisme ini berjalan secara otomatis dalam kehidupan sehari-harinya sehingga pengetahuan manusia semakin bertambah seiring dengan semakin banyaknya informasi yang diterima seiring dengan berjalannya waktu.

Mekanisme kognitif ini yang diemulasikan melalui fusi informasi agar dapat diaplikasikan pada wahana-wahana gerak mandiri (autonomous mobile) seperti Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Unmmanned Ground Vehicle (UGV) dan Unmanned Underwater Vehicle (UUV).

Penelitian tersebut telah berhasil membangun sebuah sistem yang disebut dengan Knowledge-Growing System (KGS). KGS menggunakan mekanisme “penumbuhan” pengetahuan metode penginferensian-informasi A3S (Arwin-Adang-Aciek-Sembiring).

Metode tersebut ditemukan dan dikembangkan oleh Arwin pada tahun 2010 dalam disertasi Doktor-nya.

Sebagai informasi, semua makalah ilmiah yang lulus seleksi ACEC 2016 telah dipublikasikan oleh the IRED melalui situs SEEK Digital Library.

sumber: Angkasa

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.