Melintasi Jurang Ketidakpastian
Misal, di depan Anda ada jurang. Kemudian setelah itu disediakan papan sebagai jembatan untuk melintasinya. Apakah kita akan bersedia untuk menyebranginya?
Mungkin kebanyakan orang akan menjawab tidak. Bahkan jikapun diberikan hadiah emas pun belum tentu orang-orang mau menyebrang, karena takut jatuh, taruhan nyawa.
Tapi seandainya yang ada di bawah kita bukan jurang dengan kedalaman puluhan meter, tapi cuma sungai dangkal 1 meter, kita bisa dengan tenang saja melintasi jembatan papan itu, tidak perlu takut jatuh.
Semua, kadang hanya soal persepsi kita terhadap sesuatu. Kita persepsikan sesuatu itu berbahaya maka kita akan takut untuk mengambil risiko, padahal ternyata tidak seberbahaya yang dibayangkan.
Tentu saja kita juga tidak boleh gegabah dan sembrono dalam melangkah tanpa memperhitungkan risiko. Tapi dengan persiapan dan sikap mental yang benar, kita bisa siap menerima tantangannya.
Masalahnya adalah, kadang persepsi kita dibentuk oleh pendapat orang lain. Kita menunggu bagaimana orang lain bereaksi. Kita mudah terpengaruh oleh perkataan orang lain, yang belum tentu benar, menjerumuskan, ataupun sok tahu.
Akhirnya, kita jadi ragu untuk melangkah dan meneruskan perjalanan, karena terpengaruh oleh nasihat yang salah.
Teruskan saja untuk melangkah, bebaskan diri dari prasangka. Kadang dalam kondisi yang sulit dan serba ketidakpastian, kita harus berani buat memutuskan dan mengambil langkah sendiri. Tidak perlu untuk menunggu bagaimana pendapat orang, karena kitalah yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan diri kita sendiri.