Enter your keyword

BINAR STEI Modern Electronic Warfare: Passive Radar

BINAR STEI Modern Electronic Warfare: Passive Radar

BINAR STEI Modern Electronic Warfare: Passive Radar

STEI ITB mengadakan webinar pertama dalam rangkaian acara BINAR STEI, yaitu Bincang Akademik dan Riset. Webinar dengan topik “Modern Electronic Warfare: Passive Radar” ini berlangsung pada hari jum’at 6 november 2020, pukul 09.30-11.00 WIB dengan menggunakan platform zoom meeting dan disiarkan secara langsung pada kanal youtube STEI-ITB yang dihadiri oleh 120 peserta. Pembicara pada webinar ini adalah Dr. Joko Suryana,S.T., M.T. dengan moderator Ahmad Izzuddin,S.T., M.T.

Rangkaian Webinar STEI Series ini diawali dengan sambutan sebagai pembuka dari Dr. Tutun Juhana, S.T., M.T. “Webinar ini tentunya adalah peran STEI dalam ikut mendiseminasikan riset yang kami lakukan, sehingga masyarakat bisa mengetahui apa saja penelitian yang sedang dilakukan STEI. Semoga bisa bermanfaat bagi semua peserta yang hadir”, ujar Dekan STEI tersebut. Acara dilanjutkan dengan penyampaian CV Dr. Joko Suryana oleh Ahmad Izzuddin,S.T., M.T. selaku moderator.

Radar pasif ini merupakan teknologi dari hasil penelitian bersama STEI-ITB dan Kemhan-RI yang dimulai dari tahun 2017. “Dalam era perang modern saat ini, salah satu teknologi yang sudah berkemabang adalah pesawat tempur generasi ke-5, semisal F-35 atau F-22, yang memiliki luas pantulan radar (RCS) yang sangat kecil. Oleh karena itu, pesawat tempur generasi ke-5 ini sangat susah dilacak oleh Radar Aktif. Selain pesawat tempur, saat ini telah banyak misil yang telah dikembangkan oleh negara maju yang bertujuan untuk melacak dan menghancurkan Fasilitas Radar. Radar Pasif merupakan salah satu solusi untuk masalah ini, dimana radar pasif tidak memancarkan sinyal sehingga misil anti radiasi akan sulit melacak perangkat radar ini. Teknologi stealth pesawat tempur generasi ke-5 hanya efektif untuk frekuensi tertentu, dan teknologi radar pasif ini bisa mendeteksi hamburan sinyal dari pesawat tempur tersebut.” ucap Joko Suryana. Harapannya, penelitian teknologi radar pasif ini dapat menghasilkan peneliti-peneliti muda, sehingga Indonesia dapat memiliki SDM yang mumpuni dalam penelitian teknologi pertahanan udara.