Dr. Ir. Syarif Hidayat, Mengembangkan Ventilator Darurat Bersama Aktivis Salman ITB
Di tengah kekhawatiran pandemi novel coronavirus covid-19, hal yang menjadi perhatian utama adalah ketersediaan alat bantu medis. Salah satunya adalah ventilator. Alat ini dapat membantu pasien tetap bernafas ketika paru-parunya sudah tidak sanggup, dan harganya termasuk mahal.
Terlebih, di saat seperti ini, alat tersebut menjadi langka ditemukan karena banyaknya rumah sakit yang memerlukan. Stok ventilator saat ini semakin menipis dan harganya melonjak.
Dr. Ir. Syarif Hidayat, dosen STEI ITB (KK Ketenagalistrikan) yang juga merupakan pembina YPM Salman ITB, kini tengah mengembangkan purwarupa produk ventilator darurat. Bersama aktivis Salman ITB – mahasiswa dari berbagai bidang pendidikan – ventilator ini diharapkan dapat membantu pasien di kondisi darurat sebagai alat alternatif.
Purwarupa alat ini disebut Venti. VentI (Ventilator Portabel Indonesia) adalah alat bantu pernafasan bagi pasien dengan kegawatan level menengah. Alat ini bukan diperuntukkan untuk pasien ICU.
Bahan yang digunakan untuk ventilator darurat ini dapat ditemukan di pasaran, menggunakan bahan-bahan yang memang mudah dicari. Komponennya terdiri dari motor, pompa, selang, kipas, valve, filter, dan programming dengan arduino.
Dalam kondisi gawat darurat ketika ventilator di rumah sakit telah terpakai semua, alat ini diharapkan bisa digunakan. Secara garis besar alat ini bisa mengeluarkan napas sebanyak 12-18 kali per menit tanpa harus terhubung dengan tabung oksigen.
Kini, tim ini juga diperkuat beberapa dosen ITB lain, yaitu Prof. Dr. Tata Dirgantara dan Dr. Sandro dari FTMD ITB, beserta mahasiswanya. Alat ini masih terus dikembangkan, dan menerima masukan dari berbagai pihak untuk perkembangan lanjutannya.
Review oleh tim medik ahli anestesi sudah dilakukan. Alat diendorse dengan rekomendasi penyempurnaan.