Gedong Songo: Solusi Digital untuk UMKM Fashion
Kampus ITB kembali membuktikan ekselensinya sebagai insan akademis pencetak penerus bangsa yang mampu membangun dan menjawab permasalahan masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui Gedong Songo. Sebuah proyek hasil kerja keras tim mahasiswa ITB yang diketuai oleh Farid Fadhil Habibi (18212022) ini menjadi jawaban untuk permasalahan ekonomi masyarakat Indonesia khususnya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Gedong Songo merupakan suatu projek yang dikembangkan oleh Farid Fadhil, M. Harris, Nina Nugraheni, Ivolda Arsyad, dan Qorryna Zendy yang terwujud dalam situs bernama KaryaUKM.com. Melalui website tersebut, Gedong Songo menjadi penghubung antara konsumen dengan pelaku UMKM yang dirasa sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang diminta. Pada proyek yang telah berjalan selama beberapa bulan ini, tim Gedong Songo yang berfokus pada pasar penjahit dan konveksi, melihat besarnya potensi dan manfaat yang bisa didapat melalui pengembangan Gedong Songo.
Gedong Songo untuk Masyarakat
Secara garis besar, terdapat 2 tujuan utama sekaligus keunikan dari Gedong Songo. Pertama, Gedong Songo memfasilitasi produsen khusus, yaitu pelaku UMKM yang dijangkau melalui kunjungan ke desa-desa. Kedua, pada situs yang berbasis konsumen ini, pelanggan difasilitasi untuk menentukan sendiri spesifikasi pemesanannya, seperti tipe kain, jenis pakaian, kualitas bahan, dan sebagainya. Selanjutnya, melalui spesifikasi tersebut, konsumen akan dihubungkan secara langsung oleh admin Gedong Songo ke produsen yang tepat. “Kami memang mengunjungi tiap produsen untuk memastikan bahwa yang kami fasilitasi adalah usaha kecil yang memang perlu dibantu secara ekonomi tapi berkualitas. Agar pelanggan puas, sektor produsen pun terbantu,” ujar Farid.
Gedong Songo berawal dari keprihatinan Farid dan teman-temannya perihal lesunya sektor UMKM Indonesia. Menurut mereka, hal ini sangat disayangkan karena tidak sedikit produsen kecil yang sebenarnya memiliki produk dengan kualitas sangat baik tetapi terkendala kurangnya akses ke jaringan pasar nasional. Apabila terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan UMKM tersebut akan mati ditekan oleh industri-industri yang sudah besar. Oleh karena itu, dengan mengombinasikan perkembangan teknologi saat ini, serta ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan, tercetuslah ide untuk memanfaatkan akses internet untuk dapat mengembangkan sektor tersebut lebih lanjut.
Pengembangan Gedong Songo
Kedepannya, situs yang akan siap rilis dalam waktu 2 bulan tersebut akan dikembangkan lagi dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Salah satu fitur yang direncanakan tim Gedong Songo adalah fiturcustomer service. Sedikit berbeda dengan layanan serupa yang biasa dilihat pada situs belanjaonline, fitur pada situs KaryaUKM.com ini akan diserahkan pada pihak yang memang ahli dalam bidang fashion atau tekstil. Melalui fitur tersebut, pelanggan dapat berkonsultasi mengenai spesifikasi desain dan produsen yang tepat untuk kebutuhan tiap pribadi. Selain itu, Gedong Songo juga berencana mengadopsi teknologi dari luar negeri yang memungkinkan produsen pakaian untuk mengetahui spesifikasi pakaian hanya melalui input tinggi badan dan berat badan sang konsumen. Fitur-fitur ini tentu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk para pecinta fashion. Fitur ini pun diharapkan dapat membantu dalam menunjang kebutuhan produsen dan konsumen.
Tidak hanya terbatas pengembangan fitur, tim Gedong Songo pun menyadari bahwa ada jauh lebih banyak sektor UMKM Indonesia selain pakaian dan konveksi yang perlu dikembangkan. Salah satunya adalah furnitur. Kedepannya, tim Gedong Songo berharap mampu menopang lebih banyak pangsa dan produsen UMKM. Selain itu, tim Gedong Songo yang masih berbasis di Bandung berharap untuk dapat memperluas pencarian UMKM agar tidak terbatas di daerah Bandung saja, tetapi juga provinsi-provinsi lain yang membutuhkan seperti Jawa Tengah.
Peran ITB dan Negara
Selama keberjalanan projek ini, tentu tidak terlepas dari pihak-pihak yang mendukungnya. Salah satunya adalah kampus Ganesha sendiri. “ITB sangat membantu dalam proyek kami. Terutama, ketika kami mendaftar ke PKM dan belum mendapat pencairan dana, ITB membantu mendanai terlebih dahulu,” ungkap Farid. Selain bantuan dana, ITB juga sangat mendukung melalui pembekalan seperti pelatihan-pelatihan, seminar, training, dan workshop. “Kami sangat merasa terbantu dengan adanya dukungan dari ITB,” ujar Farid lagi. Tentu saja karya yang berhasil tidak pernah terlepas dari almamater yang membesarkan dan menunjangnya.
Kedepannya, proyek Gedong Songo ini diharapkan bisa ditopang oleh negara. Peran serta pemerintah dalam menunjang proyek ini akan sangat besar, terutama dalam pemenuhan SDM dan biaya yang cukup besar. Apabila mereka dapat ditunjang secara finansial dan fasilitas oleh negara, tim Gedong Songo optimis mereka dapat membuat perubahan besar dalam sektor UKM dan terlebih lagi pada ekonomi negara.
ITB Journalist Apprentice 2016: Agatha Victoria (FTI 2015)