ITBPC 2013: Kompetisi Pemrograman Nasional Bertaraf Internasional
Institut Teknologi Bandung kembali berhasil menyelenggarakan kompetisi pemrogaman nasional pada Sabtu dan Minggu (16-17/02/13) lalu, Institut Teknologi Bandung Programming Contest. Kompetisi pemrogaman ini diselenggarakan sejak Januari lalu dan pada Februari diselenggarakan babak final. Babak final ITBPC ini dihadiri oleh tiga puluh empat tim dari universitas dan tiga puluh satu siswa SMP/SMA dari seluruh Indonesia.
Tema besar yang diangkat pada kompetisi tahun ini adalah “Code The World Be Professional”. Tema ini diambil dengan tujuan agar kompetisi pemrograman ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan level kompetisi pemrograman di Indonesia, sehingga dapat menjadi bekal yang kuat untuk calon wakil Indonesia di ajang perlombaan internasional. Selain itu, kompetisi ini juga bertujuan untuk memberikan bekal dan mengenalkan peserta terhadap dunia profesional. Dengan diadakannya kompetisi ini, diharapkan bahwa siswa/i serta mahasiswa/i di Indonesia termotivasi untuk mendalami dan mengembangkan bidang pemrograman lebih lanjut.
Kompetisi tahunan yang digelar program studi sarjana teknik informatika ini dibagi menjadi dua kategori yaitu kategori junior dan senior. Kompetisi kategori junior diikuti oleh siswa pra-universitas, seperti siswa SMA, SMP dan juga SD. Sedangkan kompetisi kategori senior diikuti oleh tim-tim yang terdiri dari maksimal tiga mahasiswa dari universitas di seluruh Indonesia.
Pada Minggu (17/02/13) merupakan puncak dari perhelatan ITBPC ini. Babak final junior dilaksanakan sejak pukul 10.00 pagi hingga 02.00 siang. Acara ini kemudian ditutup dengan talkshow bersama sponsor dan pemberian hadiah dan penghargaan bagi para pemenang. Penutupan ini dilaksanakan di Auditorium CC Timur.
Adapun para pemenang untuk kategori junior adalah Nathan Azaria (SMAN 2 Purwokerto) peraih medali emas, Jonathan Irvin Gunawan (SMAK 1 BPK Penabur Bandung) dan Stefano Chiesa (SMAK 3 BPK Penabur) sebagai peraih medali perak, Ammar Fathin (SMAN Sragen Bilingual Boarding School) dan Joshua Aristo (SMA Xaverius 1 Palembang) sebagai peraih medali perunggu. Sedangkan untuk kategori senior, tim +1 Saklar Lhompat dari Universitas Indonesia meraih juara pertama, tim Pandawa dari Universitas Bina Nusantara , dan tim Mizafy dari ITB.
Tingkat kesulitan dan penilaian dalam kompetisi ini tentunya dibedakan menurut kategori yang sudah ditentukan. Untuk sistem penilaian kategori junior, mengikuti sistem penilaian yang diterapkan pada kompetisi pemrograman internasional, International Olympiad of Informatics (IOI). Sistem ini menggunakan aturan subtask dan token. Masing-masing kasus yang diberikan akan memiliki subtask yang jika dikerjakan dengan benar akan memberi poin tertentu. Peserta juga diberi kesempatan untuk menguji hasil compile-nya secara keseluruhan, atau disebut token. Sedangkan untuk kategori senior, hanya soal yang dikerjakan dengan sempurna saja yang akan diberi nilai.
“Kami memutuskan untuk menggunakan sistem penilaian Internasional agar peserta, seperti siswa/i SMP/SMA ini memiliki bekal dan pengalaman untuk bertanding di kancah internasional misalnya di IOI nanti. Sedangkan untuk mahasiswa kami harapkan agar bisa terbiasa pada permasalahan yang menggunakan pendekatan seperti permasalahan di dunia profesional ,” ucap Martha (Teknik Informatika 2010) selaku panitia ITBPC.
sumber: itb.ac.id