Integrated Controlled Sorbent : Teknologi Serap Minyak Terintegrasi Besutan Mahasiswa ITB
Integrated Controlled Sorbent (ICS) adalah sebuah karya yang bertujuan untuk menanggulangi bencana tumpahan minyak di lautan secara responsif, cepat, dan terintegrasi. Teknologi ini diciptakan oleh dua mahasiswa S1 ITB, yaitu Evan Febrianto (Teknik Elektro 2014) dan Evita Izza Dwiyanti (Rekayasa Kehutanan 2014). ICS belum dapat diimplementasikan seutuhnya, namun prototipe dari teknologi ini telah berhasil dibuat dan dipamerkan di Galeri Gajah sejak pertengahan April silam.
Galeri Gajah merupakan program Kementerian Inovasi Wirakarya Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB) yang melakukan pameran karya melalui galeri. Galeri Gajah terletak di Gedung Campus Center Timur ITB dan telah berjalan sejak November 2015. Pendirian Galeri Gajah bertujuan untuk mempublikasikan karya-karya mahasiswa ITB yang belum mendapat sorotan dari masyarakat luas dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa yang ingin berkarya.
Mengenal Integrated Controlled Sorbent
Integrated Controlled Sorbent (ICS) berasal dari frasa Controlled Sorbent, yakni sorbent (penyerap substansi) yang bisa dikendalikan, dan Integrated, atau terintegrasi dengan sistem. ICS pada awalnya adalah ide yang digunakan Evan dan Evita untuk mengikuti lomba Pekan Ilmiah Nasional Riset & Teknologi (Pinisi) 2015. “Ide Integrated Controlled Sorbent muncul karena pada saat itu kasus tumpahan minyak sedang marak di Indonesia,” sebut Evan. “Selain karena kasusnya sedang marak, kami juga melihat bahwa dampak dari tumpahan minyak sangatlah besar sehingga perlu ditanggapi dengan cepat.” Teknologi ini berhasil menjadikan Evan dan Evita juara kedua dalam kompetisi yang diadakan oleh Mahasiswa S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro tersebut.
Sesuai dengan namanya, Integrated Controlled Sorbent bekerja dengan mekanisme integrasi berbagai macam sistem. Ketika ada tumpahan minyak di lautan, maka petugas tanggap bencana akan datang ke lokasi dengan menggunakan helikopter. Setelah sampai di lokasi, sensor kamera yang terdapat pada helikopter akan aktif dan mengambil gambar diskrit dari tumpahan minyak untuk mengidentifikasi daerah tumpahan minyak. Lalu, Boom Sorbent akan diturunkan untuk membatasi daerah tumpahan minyak agar tidak menyebar. Kemudian sistem navigasi (GPS, transmitter, dan receiver) dan propeller dari Boom Sorbent akan aktif untuk mengendalikan sorbent. Boom Sorbent kemudian menjadi perisai yang mengelilingi daerah tumpahan minyak dan mecegah penyebaran tumpahan minyak. Selanjutnya, Pillow Sorbent diturunkan untuk menyerap tumpahan minyak yang ada di laut. Pillow Sorbent ini bisa dikendalikan oleh pengguna secara manual melalui PC yang terintegrasi, atau secara otomatis dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) sehingga penyerapan tumpahan minyak dapat dilakukan secara cepat, efisien, dan tidak terkendala cuaca.
Harapan yang Belum Terwujud
Evan, sebagai salah seorang pencipta ICS tidak ingin pencapaiannya terhenti sebatas memenangkan lomba saja. “Aku gak mau ide yang sudah aku bikin dengan susah payah hanya dihargai dengan uang, aku ingin dihargai dengan paten!” tutur Evan. Menurutnya, ide dan desainnya ini sangat mungkin untuk diimplementasikan. Pasalnya, Evan melihat Massachusetts Institute of Technology (MIT), sebuah institusi teknologi ternama di Amerika, sedang mengembangkan ide serupa. Oleh karena itu, Evan berharap bahwa karyanya ini mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat maupun pemerintah untuk diimplementasikan secara utuh. Salah satu usaha untuk mencapai impiannya tersebut adalah dengan mempublikasikan ICS melalui Galeri Gajah.
Evan sadar melalui Galeri Gajah, karyanya berhasil mendapatkan perhatian dari massa kampus. Namun, di sisi lain Evan merasa belum ada perkembangan yang signifikan untuk merealisasikan rancangannya. Perkembangan ICS terhambat akibat kebutuhan donasi yang belum didapat. Evan menambahkan perkembangan yang paling ideal adalah dukungan dari pemerintah sehingga rancangannya dapat diimplementasikan hingga mendapatkan paten. Sayangnya, Evan sendiri mengakui belum ada langkah ke arah sana dikarenakan minimnya informasi mengenai pendaftaran paten untuk teknologi tersebut.
“Memang sekarang Integrated Controlled Sorbent ini belum ada progresnya, bisa dibilang masih vakum. Tapi, jelas aku ingin merealisasikan ide ini karena ini sangat mungkin untuk direalisasikan,” harap Evan. “Aku juga berharap semoga karyaku ini bisa jadi inspirasi untuk anak-anak ITB untuk berkarya lebih, karena menurutku karya-karya dari anak ITB masih cenderung sedikit dan seharusnya bisa lebih banyak lagi.”
Lihat Integrated Controlled Sorbent karya Evan dan Evita pada tautan berikut :
Luthfi Naufan Yamin (Teknik Elektro 2014) : ITB Journalistic Apprentice 2016
Sumber : https://www.itb.ac.id/news/5185.xhtml