Program Studi Sains Data, Perlukah Dibuka di STEI-ITB?
Saat ini bidang sains data (data science) atau ilmu data sedang naik daun. Kebutuhan terhadap tenaga ahli bidang sains data terus meningkat bersamaan dengan booming-nya e-commerce, bisnis digital, dan media sosial. Lowongan pekerjaan yang membutuhkan saintis data (data scientist) sering kita baca di media. Seorang saintis data bekerja dengan data dan menyelesaikan persoalan di perusahaan atau di institusi client dengan menggunakan data yang telah diperolehnya.
FYI, dikutip dari Wikipedia, sains data adalah bidang multi-disiplin yang menggunakan metode ilmiah, algoritma, proses, dan sistem untuk mengekstrak pengetahuan (knowledge) dan mendapatkan wawasan (insight) dari data, baik data terstruktur maupun data tidak terstruktur.
Pada zaman internet ini kehidupan manusia dibanjiri oleh data di mana-mana. Banyak data yang sudah terkumpul dan tersimpan, baik data dari web (akses web), data transaksi di situs e-commerce, transaksi keuangan (perbankan, fintech, dll), perdagangan online, pemesanan online, tweet dan posting di media sosial, dll. Data yang besar ini, sehingga disebut big data, sangat bernilai bagi institusi untuk mengestimasi atau memprediksi outcome ke depan. Data akan menjadi “minyak” baru pada abad 21, bernilai tinggi, dan mahal, sebagaimana halnya dengan minyak bumi yang menjadi benda berharga di muka bumi ini.
Istilah sains data belum dikenal dan belum pernah terdengar sampai tahun 90-an. Sebelumnya kita hanya mengenal statistika saja sebagai alat bantu untuk menganalisis data. Definisi, atau nama sains data, baru muncul setelah tahun 90-an ketika beberapa profesor melihat kurikulum statistika, dan mereka pikir akan lebih baik menyebutnya sebagai data science.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa sains data bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, melainkan ilmu yang multi-disiplin karena menggunakan teori dan teknik dari banyak bidang, terutama dari bidang matematika, statistika, dan computer science, untuk menginvestigasi dan menganalisis sekumpulan besar data yang membantu pengambil keputusan dalam memecahkan persoalan.
Beberapa materi computer science yang dibutuhkan di dalam sains data adalah programming, pattern recognition, data visualization, data warehousing, high performance computing, database, artificial intelligence, machine learning, dll. Materi dari matematika misalnya function, matrices, linear equation system, mathematical modeling, dll. Materi dari statistik misalnya probability, data distribution, statistical and stochastic modeling, regression, dll.
Sains data sangat erat kaitannya dengan bidang AI (artificial intelligence), khususnya machine learning, dan deep learning seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, karena sains data menggunakan pendekatan machine learning untuk melakukan estimasi, prediksi, atau klasifikasi. Seorang saintis data menyelesaikan persoalan dengan data. Seperti kita ketahui, machine learning dan deep learning belajar dari data masa lalu untuk menghasilkan model yang dapat digunakan untuk membuat estimasi solusi persoalan yang ingin dipecahkan.
Apa yang menarik di dalam sains data? Tentu saja karena kegunaannya untuk memecahkan persoalan (problem solving) atau menjawab pertanyaan dengan menggunakan data. Goal sains data adalah membuat prediksi ke depan dan memperbaiki output pada masa yang akan datang (future outcomes).
Beberapa perguruan tinggi di luar ITB sudah membuka program studi sains data, baik setingkat S1, maupun S2. Perguruan tinggi yang sudah membuka Prodi S1 Sains Data misalnya adalah Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dan Universitas Telkom. Beberapa perguruan tinggi lain yang Penulis ketahui seperti UNY Yogyakarta dan UPN Veteran juga sedang bersiap membuka Prodi S1 Sains Data.
Di STEI-ITB sendiri tidak terdapat program studi sains data, baik S1 dan S2. Namun untukProdi S2 Informatika sudah terdapat opsi Sistem Intelijen dan Bisnis Intelijen yang agak dekat dengan sains data. Rencananya pada tahun depan, pada kurikulum baru S2 Informatika, akan dibuka opsi AI dan Sains Data .
Pertanyaan yang menarik adalah apakah STEI khususnya, atau ITB umumnya, perlu membuka Program Studi Sains Data? Apakah ITB akan ikut arus perkembangan zaman dengan membuka Prodi Sains Data? Apakah bidang sains data adalah trend sesaat atau memang menjadi kebutuhan masa depan?
Pertanyaan ini agak sulit dijawab. Kalau melihat materi yang diperlukan di dalam sains data, sebenarnya sudah dicakup di dalam Prodi S1 Teknik Infomatika. Kurikulum Informatika ITB sudah memuat sebagian besar materi di dalam sains data (matematika, statistika, pemrograman, basis data, AI, machine learning, pemodelan, software engineering, dan lain-lain). Begitu juga di dalam kurikulum Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi (STI) sudah memuat sebagian materi sains data. Lulusan S1 Informatika, dan juga lulusan STI, memiliki kompetensi sebagai seorang saintis data. Mereka dapat dan mampu mengerjakan pekerjaan seorang saintis data karena bekal ilmunya sudah diberikan di dalam kuliah.
Jadi, apakah di STEI masih perlu dibuka Prodi Sains Data? Atau cukup dibuka sebagai Prodi di S2 saja? Perlu dikaji secara mendalam perlu atau tidaknya membuka Prodi Sains Data. Namun, apapun keputusan yang akan diambil oleh STEI atau ITB, tentu dosen-dosen di STEI sudah siap dan mendukung konsep apa yang akan diterapkan.