Enter your keyword

Prof. Trio Adiono Ungkap Peran IoT pada Revolusi Industri 4.0 di Indonesia serta Lahirnya Chip Ardunesia

Prof. Trio Adiono Ungkap Peran IoT pada Revolusi Industri 4.0 di Indonesia serta Lahirnya Chip Ardunesia

Prof. Trio Adiono Ungkap Peran IoT pada Revolusi Industri 4.0 di Indonesia serta Lahirnya Chip Ardunesia

Pada tanggal 1 Juli 2021 kemarin, STEI ITB mengadakan webinar yang menjadi bagian dari acara peringatan 101 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia. Acara ini mengangkat topik “IoT Design and Innovation” dengan menghadirkan Prof. Trio Adiono, ST., MT., Ph.D seorang Ketua KK Elektronika ITB yang menjadi narasumber. Acara yang berlangsung selama 2 jam ini mendapatkan banyak perhatian dan diskusi yang seru.

Prof. Trio Adiono menjelaskan seperti yang diketahui bahwa saat ini sudah memasuki ke dalam era revolusi industri 4.0 atau bisa disebut cyber physical system. Untuk menggambarkan hal tersebut, diberikan contoh berupa kursi yang saat ini bukan hanya untuk tempat duduk biasa melainkan bisa diatur segala fungsinya hanya dengan menekan tombol-tombol yang tersedia. Pada era ini sector utamanya berada di makanan & minuman, tekstil & busana, otomotif, kimia, serta elektronik

Kemudian dijelaskan mengenai IoT (Internet of Things) yang merupakan suatu teknologi dengan menggabungkan antara dunia siber dengan benda fisik serta sosial. Dari ketiga itu dapat tercipta alat yang bisa melihat, mendengar, berpikir, berbicara, hingga berperilaku melalui sebuah sensor. Contoh dari penggunaan IoT ini banyak digunakan oleh drone, eFishery, robot, gerbang tol, dan lain sebagainya. Bahkan di smart city teknologi ini digunakan untuk mengetahui posisi serta jadwal dari bus, mendeteksi orang yang berlalu Lalang, smart campus atau smart school.

Dengan adanya internet segala sesuatu bisa terhubung dan bisa diakses kapan pun serta dimana pun. Kemudian infrastruktur cloud yang merupakan penyimpanan di internet tersedia selama 24 jam non stop. Selain itu, juga terdapat end-to-end dimana mesin dikontrol oleh mesin bukan oleh manusia lagi. Ketiga hal ini merupakan teknologi yang membuat terciptanya IoT.

Nilai yang diberikan oleh IoT adalah efisiensi membuat segala sesuatunya lebih mudah hanya dengan menekan tombol. Selain itu, kenyamanan, kemudahan, efektivitas, dan meningkatkan produktivitas dengan orang yang sedikit, biaya yang lebih murah, dan lebih cepat juga menjadi sebuah nilai dengan kehadiran IoT. Secara ekonomi juga terdapat pengaruhnya, hal

ini dikarenakan terdapat model bisnis yang baru dan juga memberikan segmentasi market yang baru.

Pada acara ini juga dijelaskan mengenai parameter kesuksesan dalam mendesain IoT. Diantaranya adalah reliability yaitu memberikan layanan secara terus menerus. Mobility, yakni peralatan harus bisa diakses dimana saja. Availability, harus bisa diakses kapan pun. Scalability, bisa diperluas ketika sudah terdapat banyak data atau memfasilitasi jumlah data yang besar. Performance, Interoperability, Management, serta security dan privacy juga menjadi bagian dari parameter ini.

Pada industri IoT terdapat beberapa komponen, yakni komponen yang menyediakan IoT, kemudian terdapat ODM untuk membuat modul. Selain itu terdapat juga manufaktur yang bertugas untuk membuat produksi masal, selanjutnya sistem integrator yang berhubungan dengan hardware serta software. Prof. Trio Adiono juga menjelaskan bahwa sebagai seseorang yang ingin terjun pada industri IoT tidak harus berada di semuanya, hal ini bisa terjadi dengan kerja sama diantara berbagai pihak.

Prof. Tri Adiono juga menjelaskan dan menampilkan produk Ardunesia, sebuah chip yang masuk ke dalam kelas medium dengan processor 32 bit dan memiliki kecepatan yang tinggi. Ardunesia ini sudah diuji dan bisa digunakan untuk keypad, RFID, LCD, Sensor SPO2, Suhu, Kelembaban, dan sebagainya.

Dijelaskan juga bahwa pangsa besar IoT adalah di bidang kesehatan. IoT pada bidang ini berfungsi untuk monitor, intelligence algorithms, data media, teknologi (telemedicine), diagnose secara cepat, pengobatan, administrasi dan biaya tagihan. Contoh alat di bidang kesehatan yang menggunakan IoT diantaranya XVENT XMV200 Frontliner, High Flow Nasal Cannula, Respinos, dan lain sebagainya.

Di Akhir acara, Prof. Trio Adiono menjelaskan sebuah kesimpulan bahwa di Indonesia sendiri melengkapi ekosistem value chain industri yang belum tersedia dengan value chain industry 4.0 untuk meningkatkan daya saing negara. Kemudian, munculnya kebutuhan produsen perangkat IoT dalam negeri. Dengan adanya IoT endukung tumbuhnya bisnis Data Centre atau Cloud Storage di Indonesia dan juga munculnya startup dengan model bisnis

digital baru dalam era sharing ekonomi. Selanjutnya, menumbuhkan fleksibel manufacturing untuk meningkatkan efisiensi dan kebutuhan pasar yang selalu berubah.

“Diharapkan Indonesia bisa menerapkan teknologi ini (IoT) untuk implementasi revolusi industri 4.0” Ucap Prof. Trio Adiono.

(Berita ditulis oleh: Rio Prawira Octavieri, Manajemen Media Produksi Universitas Padjajaran)