Alumni STEI dibalik Satelit BRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebentar lagi akan menjadi satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelit. Satelit BRI dijadwalkan mengorbit ke antariksa pada pada 8 Juni jam 20.30 UTC atau 9 Juni 206 waktu Indonesia.
Untuk mempersiapkan dan mengoperasikan satelit yang diberi nama BRIsat tersebut,BRI menggandeng sejumlah diaspora untuk ikut terlibat dalam persiapan momentum bersejarah ini sekaligus mengawal keberlanjutan operasional BRIsat pascaserah terima dari Space Systems/Loral, LLC (SSL) Palo Alto, California, AS. Ternyata ada 2 orang alumni STEI yang menjadi pentolan di tim BRIsat. Berikut profil singkat mereka.
Meiditomo Sutyarjoko
Meiditomo Sutyarjoko dalam proyek BRIsat dipercaya menjadi lead consultant. Lahir pada 28 Mei 1964, Meiditomo menyelesaikan studi sarjana dari jurusan Elektroteknik jalur pilihan B(Teknik Telekomunikasi) angkatan 1983 Institut Teknologi Bandung (ITB), master degree dari University of Southern California dan doktoral dari Universitas Indonesia. Pada 1989, dia terpilih sebagai salah satu dari tujuh orang Indonesia pertama dari PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang dipercaya menimba ilmu satelit di Hughes Spaceand Communication Inc di California. Ini adalah salah satu perusahaan satelit ternama di dunia. Di situlah petualangan Meiditomo dimulai. Di perusahaan yang kini sudah menjadi bagian dari Boeing Space System (BSS) tersebut, Meiditomo belajar mendesain satelit, mengintegrasikan sistem, melakukan tes di darat, peluncuran satelit dengan roket, melakukan tes ketika satelit sudah berada di orbit, hingga hand over atau penyerahan satelit ke konsumen.
Tidak mengherankan kalau sejak 1989 hingga 2015 sudah banyak satelit yang ikut dikawalnya di antaranya Aussat B1, Aussat B2, Astra 1C, Astra 1D, Inmarsat III, Galaxy III, Galaxy V, Galaxy VI , Palapa C1, Palapa C2, Garuda 1, S2M- 1, Arabsat, ABS-1, ABS-2, ABS- 3, ABS-7, ABS-4, ABS-6, dan BRIsat.
Dia juga memiliki pengalaman dalam spectrum management di sidang internasional di antaranya sebagai chairman and head of delegation dalam operator review meeting untuk L-Band yg diadakan sejak 2003 hingga 2009 serta sebagai member of delegation dalam sidang yang diadakan oleh Asia Pacific Telecomunity maupun ITU.
Omar Isnawan
Omar Isnawan adalah Konsultan Satelit (Payload dan Comm) BRIsat. Dia lahir 23 April 1967, menyelesaikan studi sarjana dari Jurusan Elektroteknik ITB angkatan 1990 dan Master Of Electrical Engineering dari University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat. Saat ini ia menjabat sebagai Director of Satellite Engineering, Asia Broadcast Satellite. Ia menjalani lebih dari enam tahun bekerja sebagai receiver design, satellite test engineer, dan system engineer di pabrik pembuatan satelit, Hughes Space & Communication, El Segundo, California, Amerika Serikat.
Dia kemudian bekerja di operator mobile satellite selama tujuh tahun di Asia Cellular Satellite. Dua tahun diantaranya terlibat dalam pengadaan satelit ACeS, dan kemudian di tahun 2006 sebagai lead specialist di Inmarsat Indonesia, juga terlibat pengembangan mobile satellite handheld user terminal.
Pada 2011, Omar bergabung dengan Asia Broadcast Satellite, salah satu operator satelit global di Hong Kong dan bertugas di bidang satellite engineering & operation untuk membantu divisi operasi di Subic Bay, Filipina dan divisi engineering & procurement di Washington DC, Amerika Serikat, dalam pengadaan satelit ABS-2, ABS-3A, dan ABS-2A.