Kridanto Surendro
STE-ITB
Abstrak
Pada era digitalisasi saat ini, perguruan tinggi menggunakan peralatan Teknologi Informasi secara masif untuk menunjang proses belajar mengajar. Namun, belum adanya kesadaran akan emisi yang dikeluarkan karena adanya proses belajar dan timbulnya dampak lingkungan dari data center atau server. Faktanya peralatan TI yang sering digunakan oleh pengguna di perguruan tinggi, seperti end-user, seperti laptop, tablet, smartphone, dan printer, menghasilkan emisi karbon dioksida 1,5 kali hingga 2 kali lebih banyak dibanding data center. Hal ini juga didukung dengan fakta bahwa perguruan tinggi cenderung memiliki perangkat end-user yang jauh lebih banyak dibanding data center atau server.
Masalah pada penelitian ini adalah belum adanya sistem pengelolaan peralatan Teknologi Informasi pada perguruan tinggi yang mempertimbangkan aspek masa akhir hidup (EOL) peralatan TI dan aspek emisi, sementara teknologi serupa di industri semakin memperhatikan.
Keyword: Model Perhitungan, Jejak Karbon, Machine Learning, TIK
Pendahuluan
Estimasi emisi karbon dioksida melalui pengamatan konsumsi listrik peralatan TI pada perguruan tinggi perlu dilakukan untuk mengetahui dampak negatif yang akan terjadi. Perhitungan berfokus pada emisi cakupan kedua yang terkait perbedaan antara universitas satu dengan yang lainnya. Pada Universitas Cape Town Afrika Selatan, emisi cakupan kedua mereka mencapai 7.3 t CO2 dan menyumbang 82% dari emisi organisasi. Di Universitas Leeds di Inggris menggunakan emisi yang lebih kecil, yaitu hanya sekitar 32% dari total emisi mereka yang bersumber dari penggunaan listrik. Adanya perbedaan persentase pada cakupan ini juga menjadi acuan bahwa estimasi emisi oleh ITB jika hanya berdasarkan listrik eksternal.
Organisasi dapat mengelola emisi yang dihasilkan oleh peralatan TI dengan mengelola siklus hidup peralatan yang dimilikinya. Perhitungan emisi awal telah dilakukan oleh ITB sebelumnya pada tingkat besar dalam proses pengelolaan siklus hidup peralatan, yaitu dengan emisi TI terkait nilai hidup dan akan sangat waktunya. Namun, peralatan TI yang telah usang belum dikelola dengan manajemen bahan lebih elektronik di peraturan Bumil. Oleh karena itu, ITB perlu mengembangkan rencana sistem pengelolaan peralatan TI berdasarkan total jejak emisi yang dikeluarkan selama masa hidup, serta manajemen EOL terkait nilai yang dapat dihasilkan dari aset yang dimiliki.
Metodologi Penelitian
Identifikasi Masalah dan Cakupan Penelitian
Mengumpulkan informasi mengenai masalah, cakupan data, dan menentukan cakupan penelitian yang feasible.
Pemahaman Konsep
Mencari referensi penelitian dan memahami konsep fundamental dalam bentuk studi kepustakaan.
Perancangan Sistem
Merancang sistem sesuai dengan metode perancangan terdefinisi.
Evaluasi Sistem
Mengevaluasi hasil perhitungan karbon, pemodelan model prediksi, serta Sistem DSS secara keseluruhan.
Diskusi dan Hasil
Pemodelan dilakukan untuk memahami data yang dimiliki lebih dalam melalui berbagai visualisasi data. Gambar 3 adalah jumlah pengadaan aset TI yang setiap tahunnya lumayan stabil, kecuali pada tahun 2018, meningkat sebanyak 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan pengadaan tahun 2018 pernah berfokus pada peningkatan pengadaan peralatan TI.
Terdapat perbedaan antara kategori aset TI yang dilihat dari segi pengadaan. Pada tahun 2018, terjadi pengadaan aset yang signifikan, yang sebagian besar masuk dalam kategori server.
Kesimpulan
Penelitian berfokus pada perancangan sistem pengelolaan peralatan TI yang mampu memberikan wawasan pada pemangku kepentingan ITB. Sistem dirancang untuk memberikan skenario opsi keputusan yang dapat membantu mengambil keputusan terkait pengadaan atau pengelolaan aset. Sistem ini mempertimbangkan manajemen EOL dan estimasi emisi. Sistem ini diwujudkan dalam Intelligent Decision Support System (DSS) yang menggunakan model prediksi untuk memperkirakan emisi di masa depan. Sistem diharapkan dapat membantu ITB dalam mengelola peralatan TI dan manajemen EOL, namun juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara global.