Inovasi untuk Skrining Risiko Penyakit Kardiovaskufar

P2MI-Pengabdian Masyarakat Maret - November 2024

Astri Handayani, ST, MT
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Dr. Hasballah Zakaria, S.T, M.Sc.
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

BERDASARKAN data dari Riset Kesehatan Dasar Republik Indo- nesia, angka kejadian penyakit kardiovaskular (PKD) di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya. 15 dari 1.000 orang di Indone. sia tercatat menderita PKD, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2023 mencatat sekitar 650 ribu individu yang meninggal setiap tahun akibat PKD.
Dengan tingginya angka-angka terkait dengan PKD, skrining penyakit jantungdan pembuluh darah semakin penting. Skrining ditujukan untuk mengidentifikasi potensi masalah pada sistem jantung dan pembu- luh darah sebelum terdapat gejala yang disadari palien sehingga apabila dilaku- kan secara tepat waktu dan akurat, dapat mengurangi baik risiko serangan jantung. strok, aneurisme, maupun kelainan dan komplikasi penyakit jantung lainnya.

Sebagian besar penyakit jantung dan pembuluh darah diawali dengan proses kerusakan sistemik menahun pada kedua organ tersebut yang dikontribusikan oleh gaya hidup yang tidak sehat, di antaranya merokok, kekurangan aktivitas fisik, kon- sumsi alkohol berlebih, dan pola makan yang tidak berimbang. Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah juga dike- lahui meningkat pada penderita obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penya- kit ginjal.

Penyakit itu lazim diawali dari gaya hidup yang tidak sehat maka sebagian populasi yang rentan terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah sebetulnya memiliki faktor risiko yang bersifat dapat dimodifikasi dan reversibel. Jika potensi masalah pada sistem jantung dan pem- buluh darah dapat diidentifikasi sedini mungkin dan diikuti dengan perubahan gaya hidup, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dapat diminimalkan.

Selain faktor risiko dari gaya hidup dan penyakit tertentu, terdapat berbagai indikator yang berperan dalam meng gambarkan risiko kesehatan jantung dan pembuluh darah, di antaranya indeks massa tubuh, tingkat kolesterol dalam da rah, aktivitas listrik jantung pada kondisi istirahat maupun aktivitas tinggi, serta parameter hemodinamik dari tekanan dan aliran darah. Indikator-indikator ini secara bersama-sama memberikan gambaran utuh dari kesehatan sistem jantung dan pembuluh darah.

Beberapa indikator tersebut dapat diukur dalam waktu singkat secara relatif sederhana dan noninvasif. Sementara itu, beberapa indikator yang lain memerlukan pengukuran khusus yang membutuhkan intervensi invasif dan rentang waktu ter- tentu sebelum hasilnya dapat diketahul.

Keterkaitan dengan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah juga dapat dijelaskan dengan lebih sederhana untuk beberapa indikator dan lebih kompleks untuk indikator lainnya. Untuk situasi skri- ning yang menyasar populasi massal, aspek- aspek tersebut sangat menentukan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan skrining.

Noninvasif
Dalam menyikapi tingginya jumlah penderita penyakit jantung dan pembu- luh darah di Indonesia, termasuk di Jawa Barat dan terkhusus di Kota Bandung. Ke- lompok Keahlian (KK) Teknik Biomedika ITB mengadakan skrining risiko penyakit jantung dan pembuluh darah secara non- Invasif untuk sivitas ITH dan umum, uta manya bagi masyarakat lansia. Kegiatan skrining dilakukan agar masyarakat dapat memahami risiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang dimiliki dan mulai melaksanakan pola hidup yang lebih sehat.

Skrining dilakukan dengan mengguna- kan alat kesehatan karya ITB bernama non-invasive vascular analyzer (NIVA). Alat itu dikembangkan di Kelompok Keahlian Teknik Biomedika ITB sejak 2013 di bawah pimpinan Prof Tati Latifah Erawati Rajab dan Dr Hasballah Zakaria yang sekaligus merupakan Ketua Pusat Teknologi Kese- halan dan Keolahragaan ITB.

Berdasarkan analisis terhadap lekanan dan aliran darah yang diukur secara serentak pada kaki dan tangan pasien. NIVA dapat menghasilkan 15 parameter hemodinamika yang menggambarkan kesehatan sistem Jantung dan pembuluh darah. NIVA telah mendapatkan sertifikat lolos uji klinis pada Mei 2023 dan telah dikomersialisasikan mitra industri PT Se- laras Citra Nusantara Perkasa THK (SCNP) sejak 2023. Informasi mengenai spesifikasi dari perangkat NIVA dapat ditemukan di e-catalogue.

Skrining risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan NIVA yang di- laksanakan pada September 2023 hingga Januari 2024 diikuti lebih dari 200 orang dengan rentang usia dari 23 tahun hingga 90 tahun. Aktivitas skrining bertempat di Laboratorium Teknik Biomedika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB.

• t.ayarw, konsultasl
• NIY;11 telah mend,palk.)n Mftlf!Ul IOtos Uj! khnil padi1Mel 2023.

Peserta didominasi manula, yakni masya- rakai dengan usia lebih dari 60 tahun.

Pelaksanaan skrining risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan NIVA diprakarsai Prof Tati Latifah Erawati Rajab dan dikoordinasikan Kepala Laboratorium Teknik Biomedika Astri Handayani ST MT. Alat kesehatan karya anak bangsa ini mampu mengukur setidaknya 15 macam ukuran yang menggambarkan kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah pasien. Sebagai contoh, NIVA dapat meng- ukur apakah usia pembuluh darah pasien lebih tua atau muda jika dibandingkan dengan usia faktual pasien.

Selain itu. NIVA dapat mendeteksi ting- kat kekakuan dari pembuluh darah. Hal itu dapat menjadi informasi yang sangat penting bagi pasien untuk mengetahui risiko penyakit yang dimiliki sehingga da- pat menyesuaikan pola hidup agar dapat lebih sehat.
Pemeriksaan NIVA hanya membutuhkan waktu 5-10 menit dan hasilnya dapat lang sung diketahui pasien. Pada pelaksanaan skrining di Laboratorium Teknik Biome- dika ITB, tersedia pula layanan konsultasi dengan dokter. Dengan begitu, peserta tidak saja mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi kesehatan jantungnya, tetapi juga langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memelihara kesehatan jantung sesuai dengan risiko yang terdeteksi. (M-1)

Tidak Rumit
PEMERIKSAAN menggunakan NIVA bukan- lah suatu prosedur yang rumit karena hanya perlu memasang alat yang sudah familier ditemukan di fasilitas kesehatan, seperti mansel tekanan darah dan pulse oximeter dan perangkat NIVA disertai dengan sistem antarmuka komputer yang sangat mudah untuk dimengerti dan dioperasikan. Pema- sangan manset tekanan darah dilakukan di empat titik, yakni pada kedua lengan (di ata antecubital fossa) dan kedua pergelangan kaki (di atas mata kaki).

Alat itu berfungsi untuk memberikan te kanan pada lengan dan kaki lalu mengem- piskannya secara perlahan seiring mengukur sinyal tekanan yang dihasilkan lengan dan kaki akibat adanya perlawanan terhadap tekanan yang diberikan mansel. Tekanan darah pada lengan dan kaki akan terekam di komputer NIVA dan sinyal tekanan akan diproses selanjutnya untuk dapat menampil kan informasi parameter lainnya.

Pulse oximeter dipasangkan pada kedua telunjuk pasien untuk mendapatkan gelom- bang perubahan volume darah saat jantung melakukan kontraksi dan relaksasi. Peng- ukuran gelombang tersebut akan diproses untuk mendapatkan informasi parameter lainnya yang menggambarkan kesehatan jantung serta pembuluh darah.
Kemudahandalam mengoperasikan NIVA menjadikan perangkat itu dapat ditempat- kan di fasilitas kesehatan tingkat berapa pun dan secara tidak langsung mampu meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap skrining kesehatan jantung dan pembuluh darah. (Astri Handayani/Hasbal lah Zakaria/M-1)

id_IDIndonesian