Muhammad Hilmi Asyrofi, Wisudawan Informatika Penghafal Quran dan Berprestasi di Bidang Robotik

BANDUNG, itb.ac.id – Muhammad Hilmi Asyrofi, mahasiswa Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) angkatan 2015 akan diwisuda pada pelaksanaan Wisuda Ketiga ITB Tahun Akademik 2018/2019 di Gedung Sabuga, Sabtu (20/7/2019). Wisuda kali ini terasa spesial bagi Hilmi karena ia yang merupakan hafidz Quran beberapa juz itu juga meraih predikat cumlaude, dan berhasil menorehkan beragam prestasi selama menjadi mahasiswa.

Empat tahun kuliah di ITB dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Hilmi untuk aktif di berbagai kegiatan dalam rangka mengeksplor kemampuan dirinya. Menurutnya, masa kuliah adalah saat untuk menemukan jati diri. Salah satu bidang yang digemarinya yakni robotika. Oleh karena itu ia bergabung ke dalam Unit Robotika ITB (URO ITB). “Dulu saat kecil, saya ingin dibelikan mainan mobil remote control, tapi tidak dibelikan oleh orangtua, akhirnya saya ingin saat masuk ITB bisa bergabung di Unit Robotika ITB, biar bisa membuat robot sendiri. Akhirnya keinginan saya terwujud, saya dan tim bisa membuat robot sepak bola, ‘kan saya juga suka sepak bola,” tutur Hilmi.

Berbekal kecintaannya terhadap dunia robotika, robot yang diciptakan Hilmi dan timnya berhasil memenangkan beberapa kontes robot skala nasional. Pada 2017, robot yang dinamakan Robot Sepak Bola Beroda menjadi Juara 4 Regional, kemudian pada 2018 berhasil menjadi robot dengan strategi terbaik. Selain itu, Hilmi juga pernah menjuarai lomba yang diadakan Kementerian Pertanian dengan menciptakan alat berbasis IoT dengan teknologi precision farming.

Di luar passion-nya di bidang robotika, Hilmi juga gemar memperdalam ilmu agama. Mahasiswa yang berasal dari Gunungkidul ini dibesarkan dari pondok pesantren sejak sekolah. Selama masa kuliah pun, Hilmi tinggal di pondok pesantren Al-Falah. Ia meraih prestasi pada Olimpiade Alquran cabang Musabaqah Hafdzil Quran. Hilmi telah menghafal 7 juz dan beberapa surah lainnya. Ia terbiasa menghafal Alquran dengan mengulang bacaan selama satu jam tanpa gangguan.

Hilmi yang juga seorang Imam Muda Salman ini pernah berkesempatan mengunjungi Amsterdam, Belanda setelah terpilih mewakili Indonesia sebagai Duta Revolusi Industri 2018. Ia adalah satu dari tiga mahasiswa Indonesia yang mengikuti kegiatan Artificial Intelligence Expo Europe 2018. Ia juga pernah diundang ke Korea Advance Institute of Science dan Technology (KAIST), salah satu universitas di Korea Selatan.

“Saya biasa menyeimbangkan waktu berdasarkan prioritas, jika ada tugas yang bisa ditunda maka akan saya kerjakan setelah mengaji. Kalau saya biasa mengerjakan hingga selesai apa yang saya suka terlebih dahulu, karena saya bukan orang yang multitasking,” kata Hilmi.

Menurut Hilmi, semua masalah yang ada harus dijalani, hambatan atau tantangan itu hanya mindset kita. Selama empat tahun kuliah, Hilmi mendapat banyak peluang dan kesempatan mengembangkan diri, baik di dalam maupun luar kampus. Mahasiswa yang mengembangkan sistem pendeteksi hilal berbasis image processing sebagai tugas akhirnya ini juga menuturkan bahwa sebenarnya di ITB sangat banyak yang bisa diambil, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya.

Rencana ke depan, Hilmi ingin melanjutkan studi S2 ke KAIST, dan sembari menunggu penerimaan, ia akan bekerja dan mengembangkan start up yang tengah dirintisnya. Hilmi juga akan fokus menekuni murojaah Quran untuk memperkuat hafalan Quran. “Tidak perlu jadi superhero yang bisa apa saja, cukup tekuni apa yang kamu suka,” pesan Hilmi.  Reporter : Annisa Nur Diana (Teknik Lingkungan 2015)